Muhibah Seni
Seni Bisa Menjinakkan Industri
Menurut Butet, industri besar seperti PKT itu tak boleh dijauhi, tak boleh pula kesusu mengecapnya anti budaya. “Bayangan saya ini menjadi kebijakan pemerintah secara menyeluruh."
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F06%2F17%2F6e9b24a0-2e94-4e23-9aac-d4087a8dad5c_jpg.jpg)
Para pelukis antara lain Cadio Tarompo, Bambang Herras, dan Putu Sutawijaya memperlihatkan hasil sketsa mereka bersama para penari di Kampung Malahing, Bontang, Senin (6/6/2022). Puluhan seniman mengikuti Muhibah Budaya PKT, 5-9 Juni 2022 di Bontang, Kaltim.
Ketika melakukan muhibah kebudayaan ke Bontang, Butet Kartaredjasa tidak sedang menapak tilas perjalanan Bagong Kussudiardjo, ayahnya. Ia punya misi “ambisius”, menjinakkan industri dengan seni. Kesan pabrik yang keras dan rakus, harus diinterupsi dengan menghadirkan para seniman ke situs kekerasan dan kerakusan itu sendiri.
Pikiran dasar itulah yang membuat Butet mengajak puluhan seniman (pelukis dan penyair) melakukan muhibah kebudayaan ke Kota Bontang, Kalimantan Timur, 5-9 Juni 2022. Para seniman itu antara lain pelukis Nasirun, Putu Sutawijaya, Lucia Hartini, Erica Hestu Wahyuni, Bambang Herras, dan Cadio Tarompo, didampingi para penyair seperti Joko Pinurbo, Hasan Aspahani, Inggit Putria Marga, Ni Made Purnama Sari, dan Sunaryo Broto.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 11 dengan judul "Seni Menjinakkan Industri".
Baca Epaper Kompas