logo Kompas.id
β€Ί
Hiburanβ€ΊBiennale Jogja, Oseania Bukan ...
Iklan

Biennale Jogja, Oseania Bukan Sekadar Estetika

Kedigdayaan seni rupa bukan lagi sekadar mengurai estetika dan eksotisme belaka. Ada relung tak terungkap yang bisa terus-menerus disibak. Ada persoalan yang tak terlihat, tetapi kemudian menjadi gamblang di depan mata.

Oleh
Nawa Tunggal
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NVgo00BRkbMlJim7hUyRGYgPF9Q=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F20211014DRA68_1634385025.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Karya seni tentang masyarakat Papua dipajang di muka tempat penyelenggaraan Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 di Jogja National Museum, Yogyakarta, Kamis (14/10/2021). Tema ajang tersebut kali ini memperlihatkan hubungan Nusantara dengan kawasan Oseania yang dilihat melalui perspektif seni dan berbagai aspek lainnya.

Wilayah Oseania yang dikelilingi perairan Samudra Pasifik selama ini seperti kurang terbaca di dalam isu seni rupa kita. Ketika dikemukakan sebagai tema perhelatan seni rupa Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 di Yogyakarta, gegap gempita Oseania terasa menggetarkan.

Kedigdayaan seni rupa bukan lagi sekadar mengurai estetika dan eksotisme belaka. Ada relung tak terungkap yang bisa terus-menerus disibak. Ada persoalan yang tak terlihat, tetapi kemudian menjadi gamblang di depan mata.

Editor:
budisuwarna
Bagikan