logo Kompas.id
β€Ί
Hiburanβ€ΊDidi Kempot, Legenda yang...
Iklan

Didi Kempot, Legenda yang Hidup Dua Kali

Dalam sebuah wawancara dengan Kompas, Didi Kempot pernah berujar, "Umurku sudah lumayan banyak, tapi karyanya muda terus. Yang dibutuhkan dari seniman adalah karyanya. Itu membuat seniman abadi." Selamat jalan Lord Didi.

Oleh
Sekar Gandhawangi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/T0znwQagzxL1ZtL1H49n13pNfMU=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F20190731WEN10_1564795904.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Didi Kempot saat menjadi bintang tamu pada sebuah pentas dangdut di lapangan Desa Wuled, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (30/7/2019).

Konon, masa jaya seseorang hanya datang sekali seumur hidup. Masa keemasan itu tidak bisa diduplikasi atau diulang lagi gegap gempitanya. Namun, Didi Kempot (54) mematahkan mitos itu dan menghidupkan kembali masa jayanya di dua dekade berbeda.

Didi Prasetyo alias Didi Kempot dulu bukan siapa-siapa. Ia mengamen di kawasan Keprabon, Kota Solo, Jawa Tengah, dengan sebuah gitar yang didapat setelah menjual sepeda pemberian ayahnya, pelawak Ranto Eddy Gudel. Didi yang lahir di Solo, 31 Desember 1966, itu dulu anggota Kelompok Pengamen Trotoar. Akronim kelompok itu lantas disematkan menjadi nama panggung Didi hingga akhir hayatnya, yaitu Didi Kempot.

Editor:
khaerudin
Bagikan