logo Kompas.id
β€Ί
Gaya Hidupβ€ΊCinta di Sekeliling Orang...
Iklan

Cinta di Sekeliling Orang dengan Kusta

Banyak orang menolak bertemu orang dengan kusta. Namun, sejumlah pemuda Jepang dan Indonesia malah mengobrol, makan dan mandi di rumah mereka. Cinta tanpa syarat itu membuat orang dengan kusta merasa dihargai.

Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
Β· 1 menit baca
Sumining, orang dengan kusta di Nganget, Tuban, Jawa Timur, menerima salam dari mahasiswa asal Jepang yang menjadi volunter dalam kemah kerja yang diadakan Leprosy Care Community dan Yayasan Satu Jalan Bersama yang memberdayakan orang dengan kusta, Sabtu (13/8/2022). Mereka tidak khawatir berjabat tangan, makan dan minum bersama. Kehadiran mereka membuat stigma terhadap orang dengan kusta terkikis.
SOELASTRI SOEKIRNO

Sumining, orang dengan kusta di Nganget, Tuban, Jawa Timur, menerima salam dari mahasiswa asal Jepang yang menjadi volunter dalam kemah kerja yang diadakan Leprosy Care Community dan Yayasan Satu Jalan Bersama yang memberdayakan orang dengan kusta, Sabtu (13/8/2022). Mereka tidak khawatir berjabat tangan, makan dan minum bersama. Kehadiran mereka membuat stigma terhadap orang dengan kusta terkikis.

Wajah Sumining (55), warga Lingkungan Pondok Sosial di Dusun Nganget, Kedung Jambe, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, semringah saat Nisrina, Sabila Salsabila, Risa Ogiue, serta Rina Matsushita bertamu ke rumahnya pada pertengahan Agustus lalu. Mereka sebagian dari 12 sukarelawan peserta kemah kerja (work camp) yang diadakan Leprosy Care Community (LCC), organisasi yang berupaya mengurangi diskriminasi pada orang dengan kusta.

Nisrina dan Sabila adalah karyawan dan mahasiswa dari Indonesia, sedangkan dua nama terakhir merupakan mahasiswa dari Nanzan University, Nagoya, Jepang. Anak muda yang semua berusia 20-an tahun itu berada di sana selama 14 hari untuk mengunjungi warga dengan kusta dan kerja bakti memperbaiki jalan.

Editor:
BUDI SUWARNA, MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan