nft
Tantangan Lingkungan Untuk NFT
Popularitas NFT kerap disandingkan dengan besarnya konsumsi energi dan jejak karbon yang dihasilkan. Para pengguna perlu mengenal sejumlah aspek yang membuat hal ini berkaitan erat dengan isu lingkungan hidup.

Laman OpenSea yang menampilkan sejumlah NFT fotografi, seperti yang terlihat pada Selasa (14/6/2022). Industri NFT banyak mendapat sorotan dari pemerhati lingkungan karena penggunaan energinya yang besar, khususnya pada jaringan blockchain berprinsip proof-of-work seperti Ethereum.
Frasa ‘crypto crash’ kembali mengudara di dunia maya internasional pada hari Selasa (14/6/2022) pagi waktu Indonesia, bersamaan dengan terjunnya nilai tukar dua aset kripto paling populer, Bitcoin dan Ethereum.
Selama 24 jam terakhir saat artikel ini ditulis pada Selasa siang, data Coinmarketcap.com menyebut, kedua aset kripto ini turun hingga mencapai 18 persen; nilai tukar 1 ether (ETH) dari sekitar Rp 20 juta rupiah, menjadi Rp 16,1 juta.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "Tantangan Lingkungan Untuk NFT".
Baca Epaper Kompas