Kehidupan
Saya Tidak Tua, tetapi Senior
Menjadi orang berusia tua bukan berarti berdiam saja di rumah dan merasa kesepian. Makanya, Au Bintoro kurang suka dengan istilah lansia, manula, atau jompo. ”Saya lebih senang disebut warga senior.”
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F28%2Fd5e05af2-5473-4bbe-a268-46f56041c4a1_jpg.jpg)
Au Bintoro dibantu putrinya, Vilia Fransiscus, sedang melatih otot-ototnya di rumahnya di kawasan Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/2/2022). Au yang telah berusia 70 tahun masih aktif berolahraga, bekerja, menjalani kegiatan spiritual, dan bergaul dengan teman-tremannya. Dengan begitu, ia merasa masa tuanya lebih menyenangkan dan seimbang.
Bagaimana warga senior menjalani hidupnya? Sebagian berkutat dengan penyakit, bergantung pada anak, dan meratapi masa tua yang sepi. Sebagian lagi tetap produktif, sehat, mandiri, gaul, dan masih terobsesi mengejar citra kemudaan. Inilah potret warga senior yang memperjuangkan sendiri masa tuanya karena negara belum tentu hadir.
Usia Au bintoro sudah 70 tahun. Tetapi, secara fisik ia tampak 20-30-an tahun lebih muda dari usianya. Otot lengannya besar dan kencang. Dadanya bidang. Perutnya rata dengan garis-garis kotak membayang. Semua itu buah dari kegiatan gim yang rutin dilakukan setiap hari selama dua tahun pandemi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Saya Tidak Tua, Tapi Senior".
Baca Epaper Kompas