logo Kompas.id
β€Ί
Gaya Hidupβ€ΊMembangun Masjid dari Butiran ...
Iklan

Membangun Masjid dari Butiran Kacang Hijau

Warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berduyun-duyun merantau ke berbagai kabupaten/kota lain untuk berdagang bubur kacang hijau. Tradisi yang dirintis sejak tahun 1947 itu membidik laba sekaligus menunjukkan kepedulian.

Oleh
DWI BAYU RADIUS DAN ABDULLAH FIKRI ASHRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bUaYouZ95ycuGuMbMXn3bi7MCMU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F2d78a11f-ed61-4fd2-b3c3-b7dede7b2517_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Suasana kedai Saung Kopi Ki Tamzid di Jalan Lingkar Purwawinangun, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang menjual kopi, bubur kacang ijo (burjo) dan bubur ayam, Rabu (27/10/2021). Kedai ini baru dibuka sekitar dua minggu lalu untuk ekspansi bisnis oleh pengusaha burjo Ucin Muhsin di kampung halamannya yang yang telah puluhan tahun merintis bisnis burjo di Kota Malang, Jawa Timur.

Berpuluh-puluh tahun, sebagian warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, merantau untuk berdagang bubur kacang hijau hingga hidangan itu lekat dengan kampung halamannya. Tak sekadar mendulang rupiah, mereka juga mengekspresikan kemanusiaan yang tinggi terhadap sesamanya, termasuk membangun masjid dari hasil penjulan bubur kacang hijau.

Sepasang buruh bangunan masih merenovasi Masjid Jami Nuurul Taufiiq, Rabu (27/10/2021), sekitar pukul 16.00. Mereka melapisi tembok di lantai dua dan tiga rumah ibadah itu dengan semen sementara rekannya memotong kayu. Tak lama kemudian, para pekerja turun dan bersiap pulang.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan