Menilik ”Pranatamangsa” melalui Pameran Nandur Srawung
”Pranatamangsa” memberi informasi bagi manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Jagat digital dianalogikan sebagai alam semesta yang menyimpan pranatamangsa-nya sendiri. Hal itu yang harus direspons para perupa ini.
Jagat digital dan pandemi Covid-19 mendorong perubahan-perubahan manusia untuk beradaptasi dan terus tumbuh. Dunia seni rupa pun ingin menilik perubahan yang terjadi atau mungkin terjadi. Satu di antaranya melalui pameran tahunan Nandur Srawung #8 di Yogyakarta.
Ada 167 seniman sebagai peserta individu ataupun kelompok yang menghadirkan 72 karya. Karya-karya itu, antara lain, ingin merespons ajakan para kurator untuk menilik ulang bagaimana manusia berelasi dengan sesama dan semestanya, dan bagaimana kemampuan mereka beradaptasi dengan jagat digital dan pandemi global.