logo Kompas.id
Gaya HidupDemam Se’i di Penjuru Kota
Iklan

Demam Se’i di Penjuru Kota

Demam bisnis se’i sapi berbentuk waralaba telah menyebar ke Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Di Jakarta dan sekitarnya, kedai se’i yang lama tetap eksis, sedangkan kedai baru makin banyak.

Oleh
ELSA EMIRIA LEBA dan WISNU DEWABRATA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pewX4hrEfm7Ff1yRMIikNKqxEbI=/1024x1472/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F48e6dbb4-3961-418b-bc2a-740899918dc3_jpg.jpg
KOMPAS/ PRIYOMBODO

Se’i sapi Koka Sikka di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/8/2021). Koka Sikka menawarkan dua varian se’i, yaitu se’i sapi dan se’i ayam, dengan tiga varian sambal, yaitu sambal lu’at, sambal matah, dan sambal caruak.

Seperti angin, se’i menyerbu ke seluruh pelosok Tanah Air tanpa terasa. Kedai-kedai makanan yang berjualan se’i seolah muncul hanya dalam satu kedipan mata. Para penikmatnya terbius dengan eksotisme rasa daging asap khas Kupang, Nusa Tenggara Timur, ini.

Demam bisnis se’i sapi berbentuk waralaba telah menyebar ke Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Di Jakarta dan sekitarnya, kedai se’i yang lama tetap eksis, sedangkan kedai baru makin banyak. Kehadiran mereka melengkapi fenomena menguatnya bisnis kuliner lokal—termasuk dalam bentuk waralaba—di tengah serbuan waralaba kuliner asing.

Editor:
budisuwarna
Bagikan