logo Kompas.id
β€Ί
Gaya Hidupβ€ΊMenambal Sulam Rumah Kenangan
Iklan

Menambal Sulam Rumah Kenangan

Merawat peninggalan leluhur memberikan kebanggaan dan beban sekaligus. Rasa bangga muncul karena Rudi senang bisa menjaga warisan dari para pendahulunya. Di sisi lain, biaya yang dikeluarkan tergolong tak biasa.

Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KZWIwqswEqJouWyxQBYqJj02PNA=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F20210525WEN5_1621940062.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Warga melintas di antara bangunan tembok tinggi dengan pintu besar sebagai salah satu ciri rumah tua pecinan di Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (25/5/2021). Sejumlah komunitas dalam beberapa tahun ini menggerakan Lasem sebagai wisata sejarah.

Merawat bangunan-bangunan tua tidak hanya menyita waktu, tetapi juga memakan biaya. Di Lasem, masyarakat bersiasat merawat rumah kuno dan  menjadikannya sebagai istana yang nyaman untuk tempat tinggal. Demi menjaga kebanggaan pada kebudayaan leluhur, warga Lasem ringan tangan melakukan itu.

Kecamatan Lasem, di Rembang, Jawa Tengah, merupakan gudangnya bangunan-bangunan kuno dengan ciri khas arsitektur tradisional Tionghoa peranakan. Di kawasan seluas 160 hektar di pesisir utara Jawa Tengah ini terdapat 215 bangunan bersejarah, seperti rumah, sekolah, pesantren, kelenteng, dan stasiun, yang berusia lebih dari 200 tahun.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan