logo Kompas.id
Gaya HidupMode sebagai Sarana Kritik dan...
Iklan

Mode sebagai Sarana Kritik dan Perlawanan

Mode mencerminkan evolusi zaman beserta isu-isu yang menyertainya. Pekan lalu, busana menjadi sarana kritik anggota DPR Polandia terhadap diskriminasi pada kelompok LGBT+.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TGvNhxX7gsdlzH_brEe24cG--c0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F2b3a8efe-dfc4-4fca-912a-dbca296470aa_jpg.jpg
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Ilustrasi. Sebanyak 40 busana koleksi lima desainer diperagakan di pergelaran busana Jakarta Fashion and Food Festival, Kamis (15/8/2019). Peragaan bertajuk ”Jalinan Lungsi Pakan” ini menampilkan karya desainer Eridani, Didi Budiardjo, Yogie Pratama, Koko Rudi, dan Enrico Marsall.`

JAKARTA, KOMPAS — Selain merepresentasikan zaman dan kepribadian individu, mode sepanjang sejarahnya juga menjadi sarana menyampaikan pesan. Kritik terhadap kebijakan pemerintah, standar kecantikan, hingga HAM pernah diwakili oleh busana.

Kamis (6/8/2020), sejumlah anggota partai oposisi DPR Polandia menghadiri pelantikan Presiden Andrzej Duda dengan busana monokromatik. Ada yang mengenakan terusan merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Warna itu melambangkan bendera pelangi alias simbol LGBT+ (lesbian, gay, bisexual, transgender). Mereka juga mengenakan masker berwarna pelangi.

Editor:
khaerudin
Bagikan