logo Kompas.id
β€Ί
Gaya Hidupβ€ΊMelawan Mentalitas Konsumen
Iklan

Melawan Mentalitas Konsumen

Gim buatan pengembang lokal ternyata hanya mendapat porsi sebesar 0,4 persen dari total gim yang dimainkan di Indonesia. Perlu regulasi dari pemerintah yang dapat memberikan ruang eksposur kepada pengembang gim lokal.

Oleh
satrio pangarso wisanggeni
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AAd0GsYXN5FBsxV5yYFIsLOqd5Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F5e4d5934-84a9-428b-9fc8-da4614fe459e_jpeg.jpg
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Suasana pertandingan eFootball Pro Evolution Soccer Piala Presiden Esports 2020 di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2/2020). Pemain Indonesia, I Made Aris Sandra (kanan), takluk dari pemain Vietnam, Do Trung Thanh (kiri), pada babak semifinal dengan skor 1-3.

Senyum kecut tersungging di wajah Arief Widhiyasa, CEO Agate, perusahaan pengembang gim asal Bandung, Jawa Barat, saat ia menunjukkan grafik market share gim Indonesia di depan media dan pegiat esports, Selasa (25/2/2020) siang, di Jakarta. Gim lokal hanya mendapat porsi sebesar 0,4 persen dari total gim yang dimainkan di Indonesia.

”Secara umum produk gim lokal itu, simply, masih kalah saing secara kualitas. Tetapi, ini pekerjaan rumah bagi developer Indonesia untuk bagaimana bisa make a dent di pasar lokal,” ujar Arief.

Editor:
khaerudin
Bagikan