logo Kompas.id
›
Gaya Hidup›Akulturasi dalam Cecapan Lidah
Iklan

Perayaan Imlek

Akulturasi dalam Cecapan Lidah

Ngohiang kuliner khas Bogor yang dibuat oleh warga Tionghoa awalnya adalah daging babi yang dipotong kecil-kecil, dibumbui, dan dicampur tepung. Daging babi ngohiang kini diganti dengan ayam agar penikmatnya makin banyak

Oleh
Sekar Gandhawangi/Sharon Patricia
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/TgGjrV6U5znPU3kD_952K3QAfY8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F36c98fe1-3cfd-478d-bc9e-fcf38b926d51_jpg.jpg
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Ngohiang merupakan makanan khas Tionghoa yang dibuat dalam beragam versi di Indonesia. Ngohiang bogor disajikan dengan kentang rebus, tahu, acar lobak, dan saus kacang kental. Foto diambil di Bogor, Selasa (21/1/2020).

Ingatan Firman (60) kembali ke tahun 1970-an saat ia menyusuri jalanan Bogor, Jawa Barat untuk berjualan ngohiang. Makanan khas Tionghoa itu dijajakan dengan gerobak yang dipikul seorang pekerja dewasa. Ia yang saat itu masih anak-anak punya tugas lain, yakni melayani pembeli.

Tugas ini ia lakukan saban hari setelah pulang sekolah. Pemikul gerobak yang berjalan bersamanya adalah orang yang dipekerjakan orangtua Firman. Sementara mereka berdagang, orangtua Firman bertugas meracik ngohiang di rumah.

Editor:
khaerudin
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...