FotografiFoto CeritaBekerja di Bawah Tanah Beratap...
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Bebas Akses

Bekerja di Bawah Tanah Beratap Gunung dan Hutan

Mereka bekerja bergantian siang dan malam di dalam tanah di area penambangan PT Freeport Indonesia.

Oleh
RADITYA MAHENDRA YASA
· 2 menit baca

Kabut pagi mengiringi perjalanan dua mobil saat akan menuju lorong dengankedalaman ratusan meter di bawah tanah dan bebatuan pegunungan Jayawijaya. Lubang yang berada di dinding pegunungan terjal di antara hutan lebat ini merupakan pintu masuk ke dalam area penambangan milik PT Freeport Indonesia (PTFI).

Pegunungan Jayawijaya, Tembagapura
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pegunungan Jayawijaya, Tembagapura

Melintasi Lorong Bawah Tanah
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Melintasi Lorong Bawah Tanah

Setelah 30 tahun mengeksploitasi perak, tembaga, dan emas dengan tambang terbuka di Grasberg mereka memindahkannya ke dalam perut bumi di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Sehari sebelum tur melihat aktivitas penambangan bawah tanah sejumlah persiapan dilakukan, seperti mengisi formulir rekam medis dan tes kesehatan.

Ketatnya prosedur keamanan diberlakukan menjelang masuk area tambang berupa pemutaran video keselamatan hingga penggunaan peralatan jika terjadi keadaan darurat. Setiap individu dibekali helm berpenerang, masker, dan ikat pinggang dengan gantungan kotak berisi kantong oksigen.

Potret Pekerja Lokal
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Potret Pekerja Lokal

Perlengkapan Pekerja Tambang
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Perlengkapan Pekerja Tambang

Pagi itu menjadi pengalaman pertama menjelajahi lorong-lorong tambang bawah tanah yang jauh ke dalam perut bumi. Manajer Perizinan dan Kapatuhan PTFI Gatot Kusbinoko mengantarkan empat teman jurnalis harian Kompas untuk melihat seluruh aktivitas penambangan, Jumat (6/9/2024).

Dua mobil berpenggerak ganda berjalan mulai memasuki gorong-gorong besar dengan sejumlah jalan percabangannya. Setelah melalui jalan gelap serta basah sepanjang tujuh kilometer tiba pada pemberhentian pertama dan disambut sejumlah pekerja.

Lift Bawah Tanah
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Lift Bawah Tanah

Tanda Peringatan
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Tanda Peringatan

”Kita akan naik lift ke atas yang kira-kira setinggi 400 meter,” jelas Gatot. Menurut dia, keberadaan tambang bawah tanah lebih efisien jika dibandingkan sebelumnya yang terbuka. Sementara cadangan kekayaan mineral tambang diperkirakan dapat hingga tahun 2061.

Tur berlanjut ke depo kereta listrik sebagai bagian yang penting untuk pengangkutan konsentrat. Rel kereta sepanjang 260 kilometer di bawah tanah tersebut saling terhubung dengan konektivitas kereta yang dikendalikan secara otomatis.

Jaringan Rel Kereta Listrik
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Jaringan Rel Kereta Listrik

Kantor Operasional
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Kantor Operasional

Makan Siang Bersama
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Makan Siang Bersama

Penambangan Jarak Jauh
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Penambangan Jarak Jauh

Hampir semua aktivitas penggalian penambangan saat ini dilakukan secara robotika yang dioperasikan jarak jauh. Otomatisasi ini membuat penambangan berjalan efisien dan mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Pada salah satu sudut ruang yang berpendingin belasan pekerja tampak duduk mengitari meja untuk makan siang. Sebuah rutinitas yang dilalui ribuan pekerja di dalam tanah dengan lumpur, debu, dan gelap. Beratap gunung dan hutan mereka bekerja secara bergantian siang dan malam tanpa henti sesuai dengan tugasnya untuk memastikan proses produksi terus berjalan.

Menghancurkan Material
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Menghancurkan Material

Memuat data...
Memuat data...