”Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya,” istilah tersebut tidaklah berlebihan. Dari sejarah, manusia dapat mengetahui kebenaran yang terjadi di masa lalu untuk menjadi pelajaran di masa mendatang. Banyak pemikiran masa lalu yang dapat dipelajari dan bermanfaat di situasi hari ini. Dari sejarah-sejarah itulah manusia bisa terus berkembang. Namun, kelemahannya ialah sejarah akan kalah oleh waktu, baik dilupakan karena tidak tercatat atau karena rusak akibat tidak terawat.
Untuk mengantisipasi naskah-naskah yang rusak dan tidak tercatat, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melakukan pelestarian informasi dengan cara alih media serta digitisasi, yakni mengonversi data dari analog ke digital. Perpusnas memiliki sedikitnya 12.730 naskah kuno. Hingga Senin (5/8/2024), sebanyak 7.202 naskah kuno telah didigitisasi dan diinput di laman Khastara.perpusnas.go.id.