FotografiKlinik FotoMerekam Peristiwa Bencana...
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Merekam Peristiwa Bencana Lumpur Lapindo

Meliput bencana lumpur Lapindo kini tidak seramai dulu, tetapi masih menyisakan kengerian.

Oleh
BAHANA PATRIA GUPTA
· 1 menit baca

Semburan lumpur panas pertama terjadi pada 29 Mei 2006 di lokasi pengeboran minyak bumi Sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), Desa Renokenongo, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Tinggi semburan awal mula hanya sekitar 40 meter. Sumur itu dioperasikan oleh PT Lapindo Brantas Inc (Lapindo), anak perusahaan PT Energi Mega Persada Tbk. Oleh karena itulah, semburan lumpur panas ini dikenal dengan sebutan lumpur Lapindo.

Di tahun-tahun awal terjadi semburan, lumpur Lapindo memiliki volume 100.000-150.000 meter kubik per hari. Data BadanPenanggulangan Lumpur Sidoarjo menyatakan, volume semburan pada tahun 2016 berkisar 30.000-50.000 meter kubik per hari.

Luberan lumpur panas dari dekat lokasi pengeboran milik PT Lapindo Brantas makin meluas melalui pemantauan udara menggunakan helikopter jenis Bolcow milik Badan SAR Nasional yang diterbangkan penerbang Skuadron 400 Pusat Penerbangan TNI AL Juanda pada senja hari, Kamis (10/8/2006).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Luberan lumpur panas dari dekat lokasi pengeboran milik PT Lapindo Brantas makin meluas melalui pemantauan udara menggunakan helikopter jenis Bolcow milik Badan SAR Nasional yang diterbangkan penerbang Skuadron 400 Pusat Penerbangan TNI AL Juanda pada senja hari, Kamis (10/8/2006).

Memuat data...
Memuat data...