FotografiKlinik FotoKritik Foto yang Demokratis:...
ARSIP GATHOT SUBROTO

Kritik Foto yang Demokratis: ”Clustering”

Teknik ”clustering” dapat menceritakan foto secara lebih luas dan demokratis sekaligus memberikan ”pembenaran” bahwa siapa saja dapat dan mampu melakukan pembacaan foto.

Oleh
GATHOT SUBROTO
· 1 menit baca

Melanjutkan tulisan ”Tentang Membaca Foto” (Kompas.id, 13 Oktober 2023), kali ini kita akan membahas salah satu metode pembacaan foto yang menarik. Teknik ini dilakukan dengan melibatkan peran serta banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Dapat dilakukan, misalnya, pada sebuah kelas, saat workshop fotografi, atau sambil menyeruput latte hangat di kafe.

Kita tidak perlu memberikan kualifikasi tertentu untuk para peserta yang akan dilibatkan dalam pembacaan foto. Teknik pembacaan foto ini (mungkin tepatnya merasakan atau mempersepsikan) sangat menarik karena melibatkan banyak orang untuk mengungkapkan apa yang dirasakan secara bebas dan spontan. Ide pengelompokan didasarkan pada penggunaan kata-kata terbuka seperti yang dipelopori oleh teknik asosiasi bebasnya (free-association technique) Freud dan Jung.

Teknik yang digunakan dalam terapi psikoanalisis. Teknik ini menuntut klien untuk mengatakan segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya dengan bebas, tanpa perlu berusaha membuat uraian yang logis, teratur, dan penuh arti. Namun, psikoanalisis menggunakan asosiasi bebas untuk mengungkap alam bawah sadar klien terhadap suatu perilaku yang dianggap klien mengganggu atau yang menurut orang lain menyimpang.

Memuat data...
Memuat data...