Foto mewakili pesan visual. Seperti halnya tulisan, foto juga dapat dibaca. Jika sebuah tulisan terdiri dari kata dan kalimat, kosakata yang ada dalam sebuah foto adalah signs atau tanda-tanda. Dalam sebuah gambar, kumpulan tanda ini disebut ”kalimat”. Membaca foto mungkin lebih menarik daripada membaca tulisan karena orang biasanya akan lebih konsisten dalam proses membaca dan menangkap pesan dari sebuah foto dibandingkan dengan membaca tulisan.
Gerakan mata kita saat membaca foto berbeda dengan gerakan mata saat membaca tulisan. Ketika kita membaca tulisan, gerakan mata biasanya bergerak dari kiri ke kanan dan mengikuti garis atau baris teks. Namun, ketika kita membaca foto, gerakan mata biasanya bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan kadang-kadang berhenti di satu tempat. Hal tersebut tergantung dari ketertarikan dan ”kosakata visual” masing-masing individu.
Perspektif mereka dapat berbeda dan ini adalah bagian yang menarik dari pembacaan visual fotografi. Orang akan berbicara tentang foto, bahkan memperdebatkan dan menginterpretasi visual setiap foto. Sebagai contoh, saat penjurian kompetisi fotografi, anggota juri akan bertukar pandangan visual yang mereka dapatkan dari foto-foto yang dilombakan. Penjurian foto yang paling adil adalah dengan membahas pesan visual dari foto-foto yang ada daripada menggunakan sistem penilaian atau voting. Itulah mengapa, juri lomba fotografi sebaiknya tidak hanya menguasai teknis pemotretan dan pembuatan foto, tetapi juga perlu mempunyai kemampuan pembacaan visual.