Nawazir (54) mengucek matanya yang pedih terkena kepulan asap dari pembakaran kulit batang tebu di bawah deretan tungku pada sebuah kilang tebu di Jorong Katapiang, Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (15/6/2023). Hawa panas dari proses perebusan air tetes tebu tersebut membuat topi rimba yang ia kenakan basah kuyup oleh keringat.
Sekitar lima meter dari tungku, Erlinda (56), istri Nawazir, membersihkan potongan bambu berbentuk silinder yang menjadi alat cetak gula merah. Setelah air tetes tebu telah direbus dan mengental menyerupai gulali, Erlinda segera mengaduk dan menuangkannya ke alat cetakan tersebut lalu mendinginkannya hingga menjadi gula merah yang siap untuk dijual.