Krisis moneter yang melanda Asia Tenggara sejak 1997 membuat Indonesia dalam situasi perekonomian yang terburuk dalam pemerintahan Presiden Soeharto. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS anjlok hingga 600 persen dalam waktu setahun. Rupiah yang tadinya berkisar Rp 2.380 per satu dollar pada Juli 1997 terpuruk menjadi Rp 16.650. Hal ini menyebabkan perekonomian Indonesia morat-marit. Bantuan dari IMF yang diwakili Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Michel Camdessus pada 15 Januari 1998 tidak banyak menolong. Harga-harga yang melambung tinggi membuat mahasiswa turun ke jalan. Mereka menyuarakan perlawanan terhadap pemerintah yang dianggap gagal mengatasi masalah ini.