Di sebuah desa di Kabupaten Sumedang, seorang bocah menggenggam paku dan dijadikannya mainan, sebuah benda yang tak selayaknya dimainkan seorang bocah. Tak lama kemudian, paku tersebut dipukulnya berkali-kali, dipipihkan, dan menjadilah sebuah benda tajam layaknya pisau. Berkali-kali aktivitas tersebut dilakukan atas dasar ketertarikannya terhadap berbagi bentuk pisau yang pernah dilihatnya.