FotografiFoto CeritaKupu-kupu Bantimurung
Kompas/Hendra A Setyawan

Kupu-kupu Bantimurung

Dalam hidupnya yang singkat, kupu-kupu tidak hanya indah untuk dipandang, tetapi juga memastikan kelangsungan hidup manusia.

Oleh
HENDRA AGUS SETYAWAN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OSLHPtNmsv_XcZQohKInk_KgmT8=/1024x625/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fada89197-7e30-4876-b2b1-b6fffa8e3c89_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Wajah Kupu-kupu

Di bagian selatan Sulawesi, di antara perbukitan kars yang membentang, terselip kerajaan kupu-kupu Bantimurung. Wilayah yang sekarang menjadi taman nasional ini merupakan salah satu wilayah yang pada Agustus hingga November 1857 dieksplorasi oleh naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace. Selama kurun waktu tersebut, Wallace berhasil mengumpulkan ratusan jenis kupu-kupu, beberapa di antaranya merupakan jenis endemik.

Kenanekaragaman hayati yang kaya, terutama jenis kupu-kupunya, adalah salah satu alasan wilayah Bantimurung menjadi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) dengan luas sekitar 43.750 hektar pada tahun 2004. Jenis kupu-kupu yang teridentifikasi di TN Babul jumlahnya mencapai ratusan. Alfred Russel Wallace memperkirakan terdapat 232 jenis kupu-kupu. Perkembangan terakhir pada tahun 2018 berjumlah 247 jenis teridentifikasi oleh TN Babul.

Memuat data...
Memuat data...