/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F04%2F27%2Ffd423eb8-9e48-46cc-b03f-244af349f680_jpg.jpg)
Difabel netra Suryadi (29) pertama kali mencoba menggunakan tongkat penuntun versi terbaru di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra (PPSDN) Penganthi
Penyandang disabilitas netra Suryadi (39) menggenggam erat tongkat sepanjang 120 sentimeter dengan tangan kanannya saat hendak mulai berjalan di sirkuit tempat latihan khusus di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra (PPSDN) Penganthi, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022). Tongkat penuntun yang baru pertama kali ia gunakan itu segera mengeluarkan suara peringatan saat pria asal Banjarnegara itu mulai berjalan di sirkuit yang dirancang dengan meniru berbagai jenis jalan dengan bermacam tingkat kesulitannya tersebut.
"Awas air. Awas air," bunyi dari tongkat tersebut saat ujung tongkat menyentuh parit yang berair. Tongkat itu juga memberi peringatan jarak dari obyek terdekat saat digunakan menyusuri jalan yang memiliki penghalang.