logo Kompas.id
EkonomiBahlil: Prabowo Minta...
Iklan

Bahlil: Prabowo Minta Persoalan ”Lifting” Minyak Diselesaikan

Bahlil juga meminta ExxonMobil meningkatkan ”lifting” minyak menjadi 150.000 BOPD pada 2026.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 0 menit baca
Tampak tempat pemrosesan utama minyak di lapangan Banyu Urip di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (9/8/2024). Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), menjadi salah satu tulang punggung produksi minyak nasional. Proyek <i>infill clastic</i> atau pengeboran di lapisan berbeda pada lapangan yang sama, sejak empat bulan lalu, telah berproduksi sebesar 13.300 barel minyak per hari.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Tampak tempat pemrosesan utama minyak di lapangan Banyu Urip di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (9/8/2024). Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), menjadi salah satu tulang punggung produksi minyak nasional. Proyek infill clastic atau pengeboran di lapisan berbeda pada lapangan yang sama, sejak empat bulan lalu, telah berproduksi sebesar 13.300 barel minyak per hari.

JAKARTA, KOMPAS — Tren penurunan produksi siap jual atau lifting minyak bumi selama ini menjadi salah satu persoalan pada industri hulu minyak dan gas bumi. Di antaranya karena kondisi itu berpengaruh pada meningkatnya impor minyak mentah dan bahan bakar minyak serta berkurangnya penerimaan negara. Hal itu rupanya juga menjadi perhatian Presiden terpilih RI Prabowo Subianto.

Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, saat berbincang dengan manajemen dan insinyur ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), operator Blok Cepu, di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (30/9/2024). Pemerintahan saat ini ataupun presiden terpilih Prabowo mendukung peningkatan lifting minyak karena berdampak bagi penerimaan negara dan cadangan devisa.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan