tabungan perumahan
BP Tapera Bidik Pekerja Informal
Banyak pekerja informal belum memiliki rumah dan tinggal di rumah tidak layak huni. Bagaimana kebijakan BP Tapera?
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F13%2F13e64e6d-edd2-4dd3-a1ed-15439cec7990_jpg.jpg)
Aktivitas pekerja di proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Jagabita, Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/5/2024). Kuota rumah bersubsidi sebesar 166.000 unit pada tahun ini diprediksi bakal habis terserap pada triwulan III (Juli-September) 2024. Kehabisan kuota FLPP akan berdampak signifikan pada masyarakat berpenghasilan rendah karena semakin sulit mengakses rumah. Dari sisi pengembang, kehabisan kuota FLPP juga membuat produksi rumah bersubsidi terhenti, termasuk industri-industri yang terkait properti.
JAKARTA, KOMPAS — Pembiayaan rumah untuk pekerja sektor informal mulai dibidik. Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera berencana menggandeng kepesertaan pekerja informal untuk tabungan perumahan rakyat.
BP Tapera tengah mengkaji penetrasi ke masyarakat informal dalam mendapatkan pembiayaan perumahan subsidi. Skema pembiayaan rumah bersubsidi untuk pekerja informal akan disinkronkan dengan kebijakan sektor perumahan pada pemerintahan mendatang.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "BP Tapera Membidik Pekerja Informal".
Baca Epaper Kompas