logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBahlil: Sektor Mineral dan...
Iklan

Bahlil: Sektor Mineral dan Batubara Terlalu Banyak Masalah

Tri Winarno, Dirjen Minerba yang baru dilantik, diminta mereformasi kebijakan dan peraturan terkait pertambangan.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 0 menit baca
Kawasan penambangan dan industri pengolahan nikel grup Harita Nickel yang berada di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Rabu (3/7/2024). Grup Harita Nickel memiliki dua jenis pabrik peleburan nikel (<i>smelter</i>) di Pulau Obi, yaitu menggunakan teknologi <i>rotary kiln electric furnace </i>(RKEF) dan <i>high pressure acid leaching </i>(HPAL).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Kawasan penambangan dan industri pengolahan nikel grup Harita Nickel yang berada di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Rabu (3/7/2024). Grup Harita Nickel memiliki dua jenis pabrik peleburan nikel (smelter) di Pulau Obi, yaitu menggunakan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF) dan high pressure acid leaching (HPAL).

JAKARTA, KOMPAS β€” Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akhirnya memiliki Direktur Jenderal Mineral dan Batubara definitif, yakni Tri Winarno, setelah setahun lebih dijabat oleh pelaksana tugas. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta Tri mereformasi kebijakan dan peraturan terkait pertambangan minerba.

Pelantikan Tri, yang memenangi lelang jabatan, dilaksanakan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/9/2024). Dalam beberapa waktu terakhir, persoalan hukum mendera Ditjen Minerba, yang juga menyeret mantan Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin, dalam kasus korupsi pertambangan di Blok Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan