logo Kompas.id
EkonomiKendati Masif, Manfaat...
Iklan

Kendati Masif, Manfaat Pembangunan Infrastruktur Belum Optimal

Pembangunan infrastruktur juga belum menciptakan efisiensi distribusi.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
· 1 menit baca
Pembangunan proyek Jalan Tol Layang Harbour Road (HBR) II Ancol Timur-Pluit di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (2/9/2024). Tol layang yang akan menghubungkan Tol Akses Tanjung Priok dengan Tol Ir Sedyatmo yang ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) ini ditargetkan selesai pada 2025. Jalan Tol Harbour Road II yang membentang 9,6 kilometer tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok dalam efisiensi jalur logistik.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pembangunan proyek Jalan Tol Layang Harbour Road (HBR) II Ancol Timur-Pluit di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (2/9/2024). Tol layang yang akan menghubungkan Tol Akses Tanjung Priok dengan Tol Ir Sedyatmo yang ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) ini ditargetkan selesai pada 2025. Jalan Tol Harbour Road II yang membentang 9,6 kilometer tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok dalam efisiensi jalur logistik.

JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan infrastruktur di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sejak 2014 memang masif. Namun, pembangunan infrastruktur tersebut dinilai belum mampu membawa perekonomian Indonesia tumbuh lebih dari 5 persen.

Menurut Ekonom Senior Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Ina Primiana dalam diskusi berjudul ”Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur”, Senin (2/9/2024), manfaat dari pembangunan infrastruktur yang masif tersebut belum merata. Masih banyak ditemukan kantong-kantong kemiskinan di sekitar pusat pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan