Ikhtiar Mengembalikan Kejayaan Migas Indonesia
”Lifting” minyak bumi tergerus, sedangkan sumber-sumber baru, dengan jumlah besar, gas bumi ditemukan.
Sektor hulu minyak dan gas bumi tengah menghadapi sederet tantangan, mulai dari tren penurunan produksi, perubahan era ke energi terbarukan, hingga situasi geopolitik yang dinamis. Namun, bagaimanapun, migas masih akan dibutuhkan dalam transisi energi. Selain soal keamanan dan kemandirian energi, migas juga menjadi salah satu penopang penerimaan negara.
Penurunan produksi secara alamiah di sumur-sumur minyak terus menggerus lifting minyak bumi yang kini sekitar 570.000 barel per hari atau di bawah realisasi 2023 yang 605.500 barel per hari. Itu tak terlepas dari kondisi 70 persen sumur minyak di Indonesia sudah mature. Berbagai upaya telah dilakukan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan para kontraktor kerja sama (KKKS), tapi baru sekadar menahan laju penurunan.