logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPengawasan Lemah, Kejahatan...
Iklan

Pengawasan Lemah, Kejahatan Perikanan dan Perdagangan Orang Terus Berulang

Lemahnya pengawasan laut menyebabkan kapal ikan bergerak bebas mencuri ikan di Indonesia dan mengupah murah para ABK.

Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
Β· 0 menit baca
Anak buah kapal WNI bersantai di lorong dalam kapal ikan asing Run Zeng 03 yang ditahan di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Tual, Maluku, Senin (3/6/2024). Kapal ilegal berbendera Rusia tersebut ditangkap aparat pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Laut Arafura pada Minggu (19/5/2024). Kapal berukuran 870 gros ton tersebut menjadi target operasi terkait dengan sindikasi kejahatan transnasional, yakni pencurian ikan di perairan Indonesia, penyelundupan bahan bakar minyak, dan perbudakan manusia.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Anak buah kapal WNI bersantai di lorong dalam kapal ikan asing Run Zeng 03 yang ditahan di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Tual, Maluku, Senin (3/6/2024). Kapal ilegal berbendera Rusia tersebut ditangkap aparat pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Laut Arafura pada Minggu (19/5/2024). Kapal berukuran 870 gros ton tersebut menjadi target operasi terkait dengan sindikasi kejahatan transnasional, yakni pencurian ikan di perairan Indonesia, penyelundupan bahan bakar minyak, dan perbudakan manusia.

JAKARTA, KOMPAS β€” Human Rights Manager Destructive Fishing Watch atau DFW Indonesia Miftahul Choir menilai, kasus tindak pidana perdagangan orang yang melibatkan kapal ikan Indonesia serta kapal asing itu menunjukkan kegagalan Pemerintah Indonesia dalam menginvestigasi pola dan modus perdagangan orang, menegakkan hukum di laut, serta menemukan otak di balik lolosnya kapal ikan asing di laut Indonesia.

Kejahatan perikanan lintas negara terorganisasi yang melibatkan sindikasi kapal asing-nasional, antara lain, terungkap pada April 2024. Sindikasi kejahatan transnasional itu melibatkan dua kapal ikan ilegal berbendera Rusia, MV Run Zeng (RZ) 03 dan RZ 05, serta kapal pengangkut ikan asal Indonesia, KM MUS dan KM Y.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan