ENERGI
”Gas Murah” untuk Pupuk Jadi Prioritas
Biaya gas alam pada produksi urea sebesar 71 persen, sedangkan pada NPK 5 persen. HGBT dipastikan berlanjut pada 2025.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F11%2F1b01f0d3-a5ad-40e6-9595-7e1d3047a49d_jpg.jpg)
Petani memberi pupuk urea pada bibit yang dipersiapan untuk menghadapi musim tanam kedua di Desa Kalensari, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024). Ketersediaan pupuk masih menjadi kendala yang dikeluhkan petani.
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan harga gas murah untuk tujuh jenis industri dipastikan bakal berlanjut. Pemerintah memastikan pemenuhan kebutuhan gas untuk industri pupuk akan terus menjadi prioritas karena menyangkut ketahanan pangan. Di sisi lain, pemerintah terus mencari sumber-sumber gas baru serta mengupayakan sejumlah proyek hulu gas bumi dapat beroperasi sesuai target.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/7/2024), memutuskan, harga gas bumi tertentu (HGBT) senilai 6 dollar AS per juta metrik british thermal unit (MMBTU) untuk tujuh jenis industri dilanjutkan. Ketujuh industri itu adalah pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet (Kompas.id, 9/7).