logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBeras Semakin Haus Air
Iklan

Beras Semakin Haus Air

Di tengah perubahan iklim dan peningkatan kebutuhan pangan, terutama beras, beras semakin haus air.

Oleh
HENDRIYO WIDI
Β· 1 menit baca
Ketua Kelompok Tani Setia Asih, Unda Suhanda (76) berdiri di samping bendera kuning dan spanduk berisi trauma kegagalan panen dan sindiran kepada penguasa di Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (17/10/2023). Petani dari dua desa, yakni Desa Karangsetia dan Desa Karanganyar, sudah dua hingga tiga kali gagal tanam dan panen padi sehingga merugi Rp 10 juta per hektar.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Ketua Kelompok Tani Setia Asih, Unda Suhanda (76) berdiri di samping bendera kuning dan spanduk berisi trauma kegagalan panen dan sindiran kepada penguasa di Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (17/10/2023). Petani dari dua desa, yakni Desa Karangsetia dan Desa Karanganyar, sudah dua hingga tiga kali gagal tanam dan panen padi sehingga merugi Rp 10 juta per hektar.

Dalam lima tahun ke depan, suhu bumi berpotensi mencapai rekor terpanas. Era pemanasan global akan beralih dengan era pendidihan global. Dunia sedang menuju neraka iklim. Akankah padi atau beras semakin haus air?

Kerisauan peralihan pemanasan menjadi pendidihan global dinyatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada 28 Juli 2023. Dalam lima tahun ke depan, suhu global bisa melebihi ambang batas 1,5 Β°C di atas tingkat pra-industri, di atas ambang batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan