PERINDUSTRIAN
Industri Petrokimia Nasional Belum Terintegrasi
Dibutuhkan insentif yang lebih menarik dari pemerintah agar Indonesia bisa semakin cepat bersaing dengan negara lain.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F04%2Faaf86037-6eec-40e0-a8a4-d06e54575819_jpg.jpg)
Tampak fasilitas di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (4/4/2023). Sebesar 82 persen produk dari kilang RU VI Balongan didistribusikan ke DKI Jakarta dan Jawa Barat.
JAKARTA, KOMPAS — Industri petrokimia nasional yang belum terintegrasi optimal dan masih bergantung pada bahan baku impor menjadi tantangan sendiri pengembangan sektor ini. Integrasi perlu dilakukan untuk mengoptimalkan besarnya potensi di Indonesia.
Sejumlah tantangan dan tawaran solusi pada industri petrokimia diurai dan diulas dalam National Petrochemical Conference, yang diselenggarakan PT Tuban Petrochemical Industries di Jakarta, Senin (13/5/2024). Hadir dalam acara itu, antara lain, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Industri Petrokimia Nasional Belum Terintegrasi".
Baca Epaper Kompas