Sentimen Suku Bunga Tinggi di Pasar Saham Bertahan Lama
Sentimen suku bunga berdampak pada sektor otomotif, tetapi sektor energi dan barang baku menjadi penggerak utama di Mei.
![Para finalis Puteri Indonesia 2024 berfoto seusai pelaksanaan pembekalan literasi finansial melalui pengenalan investasi pasar modal di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (26/2/2024). Pelatihan ini sebagai upaya untuk mengajak generasi muda dan perempuan menjadi investor di pasar modal Indonesia.](https://cdn-assetd.kompas.id/iCCbBrd-ihedd4lv8BqZ9ZZ5N4c=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F26%2F5719ae05-03ed-4b79-9eec-267d6e0c7cd4_jpg.jpg)
Para finalis Puteri Indonesia 2024 berfoto seusai pelaksanaan pembekalan literasi finansial melalui pengenalan investasi pasar modal di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (26/2/2024). Pelatihan ini sebagai upaya untuk mengajak generasi muda dan perempuan menjadi investor di pasar modal Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS β Keputusan bank sentral mempertahankan suku bunga tinggi hingga akhir tahun telah menjadi sentimen negatif bagi pasar modal. Efeknya diperkirakan akan bertahan lama hingga membuat kinerja bursa akan melemah dalam beberapa waktu ke depan.
Hasil survei pelaku pasar oleh Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dan CSA Community bertajuk CSA Index untuk Mei 2024 yang dirilis pada Senin (6/5/2024) menyimpulkan target pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang negatif pada Mei.