TRANSISI ENERGI
Optimalkan Akselerasi Energi Terbarukan pada Dokumen Penurunan Emisi Nasional Kedua
Terbukanya sejumlah opsi potensi energi terbarukan perlu dioptimalkan dalam penyusunan dokumen penurunan emisi nasional.

Ilustrasi. Petugas berada di area cerobong ketel uap (boiler) di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (29/9/2021). Pengembangan panas bumi menjadi bagian dari pemanfaatan penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan.
JAKARTA, KOMPAS — Potensi sektor energi terbarukan sebagai instrumen penurunan emisi gas rumah kaca masih belum dioptimalkan dalam dokumen kontribusi nasional penurunan emisi kedua. Kondisi ini patut disayangkan mengingat opsi untuk meningkatkan bauran energi terbarukan semakin terbuka dan kompetitif.
Saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun dokumen kontribusi nasional penurunan emisi kedua (NDC kedua) yang dimandatkan dalam Perjanjian Paris 2015. Penyusunan target penurunan emisi dalam NDC kedua ini nantinya akan disesuaikan dengan skenario mempertahankan kenaikan rata-rata suhu permukaan Bumi secara global tidak lebih dari 1,5 derajat celsius.