Target Rasio Utang Era Prabowo Membengkak, DPR Ingatkan Jangan Kebablasan
Hampir semua kantong keuangan negara dibebani utang. Pemerintahan baru mesti ekstra hati-hati ke depan.
![Presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjawab singkat pertanyaan jurnalis setelah menerima surat penetapan sebagai presiden dan wakil presiden dari Komisi Pemilihan Umum pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (24/4/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/VUCefy2j7Y_yMCIJCkfcLRhdvrY=/1024x585/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F24%2F5d2d2efd-74b3-41e3-bd32-26edb42acc59_jpg.jpg)
Presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjawab singkat pertanyaan jurnalis setelah menerima surat penetapan sebagai presiden dan wakil presiden dari Komisi Pemilihan Umum pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
JAKARTA, KOMPAS — Sasaran rasio utang dan defisit fiskal tahun 2025 ditargetkan ”membengkak” hingga mendekati level pandemi Covid-19. Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang tinggi, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang baru ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih diingatkan untuk tidak kebablasan dan konsisten menjaga disiplin fiskal.
Peringatan itu muncul untuk menyikapi isi dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025. Dalam dokumen itu, target defisit fiskal diperlebar menjadi 2,45-2,80 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), naik signifikan dari posisi defisit fiskal pada 2023 sebesar 1,66 persen terhadap PDB.