”Start Up” Hadapi Ketidakpastian Strategi Mencapai Profit
Fenomena penurunan pendanaan swasta ke ”start up” terlihat hampir di semua siklus tumbuh-kembang ”start up”. Pendanaan untuk fase terakhir mengalami penurunan yang paling signifikan.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah perusahaan rintisan bidang teknologi atau start up di Asia Tenggara kini tengah menghadapi ketidakpastian strategi mencapai profit. Situasi pasar modal di kawasan dinilai kurang kondusif sehingga relatif menyulitkan investor untuk exit, yaitu rencana kontingensi untuk melikuidasi posisi dalam aset keuangan.
Laporan ”E-Conomy SEA 2023” yang dirilis Google, Bain & Company, dan Temasek baru-baru ini menyebutkan, pendanaan swasta (private investment) ke start up di Asia Tenggara telah turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir. Negara di Asia Tenggara yang dimaksud dalam laporan itu terbatas pada Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.