Ketergantungan pada Tenaga Kerja Asing Perlu Dilepas Bertahap
Saat ini masih ada ketergantungan akan permodalan, teknologi, hingga pasar yang membuat tenaga kerja asing masih banyak dipekerjakan dalam smelter. Secara bertahap, porsi tenaga kerja dalam negeri mesti meningkat.
![Aktivitas pekerja di lokasi proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter kedua PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6/2023).](https://cdn-assetd.kompas.id/AadjTcjz5M4M4zGbkA2V28r4Xos=/1024x575/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F21%2F21f2ac68-6cc4-41d6-88de-5c6d475bf6e1_jpg.jpg)
Aktivitas pekerja di lokasi proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter kedua PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6/2023).
BADUNG, KOMPAS β Ketergantungan pada tenaga kerja asing dalam pengembangan smelter yang mengolah produk mentah pertambangan, seperti bijih nikel, perlu dilepas secara bertahap. Sumber daya manusia asal Indonesia, seperti pada bidang metalurgi, dinilai sudah mampu bersaing. Tinggal bagaimana transfer of knowledge dan alih operasi berjalan dengan optimal.
Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli, saat dihubungi, Rabu (11/10/2023), mengatakan, banyaknya tenaga kerja asal China dalam pengembangan pabrik pengolahan bijih nikel tak terlepas dari negosiasi pemerintah. Sebab, dalam pembangunan smelter dibutuhkan modal, teknologi, dan pasar yang kini dikuasai China.