logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊJakarta Berpotensi Kehilangan ...
Iklan

Jakarta Berpotensi Kehilangan Rp 202 Miliar Per Bulan akibat Kebocoran Air

Potensi kehilangan pemasukan akibat kebocoran air yang mencapai Rp 202 miliar lebih besar dibandingkan anggaran yang dibutuhkan PAM Jaya untuk mengatasi masalah air bersih sebesar Rp 150 miliar.

Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
Β· 0 menit baca
Dua pekerja memotong beton yang tertancap pada bongkahan galian perbaikan saluran air di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Kamis (27/7/2023). Perbaikan saluran ini dikerjakan sejak pertengahan Juli 2023 dan diperkirakan selesai pertengahan Agustus 2023. Akibat perbaikan ini, akses masuk sejumlah toko harus dibantu papan kayu untuk menyeberangi galian. Laju kendaraan juga tersendat akibat perbaikan saluran ini.
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Dua pekerja memotong beton yang tertancap pada bongkahan galian perbaikan saluran air di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Kamis (27/7/2023). Perbaikan saluran ini dikerjakan sejak pertengahan Juli 2023 dan diperkirakan selesai pertengahan Agustus 2023. Akibat perbaikan ini, akses masuk sejumlah toko harus dibantu papan kayu untuk menyeberangi galian. Laju kendaraan juga tersendat akibat perbaikan saluran ini.

JAKARTA, KOMPAS β€” Di tengah krisis air baku saat ini, masalah kebocoran air masih menjadi momok di DKI Jakarta yang berpotensi menyebabkan daerah kehilangan pemasukan Rp 202 miliar per bulan. Selain karena kebocoran teknis, seperti pipa yang bocor atau rusak, kehilangan air juga bisa disebabkan oleh sambungan ilegal yang berujung pada tindakan kriminal.

Sejak pertengahan September 2023, krisis air bersih akibat kemarau panjang melanda sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kekurangan persediaan air bersih di perkotaan menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masuk kategori bencana.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan