logo Kompas.id
EkonomiRI Perlu Setahap Lebih Maju...
Iklan

RI Perlu Setahap Lebih Maju dari Hilirisasi

Peningkatan nilai tambah mineral dan batubara terus dilakukan. Namun, Indonesia perlu ke tahap yang lebih maju lagi, yaitu mendorong tumbuhnya industrialisasi penyerap produk smelter di dalam negeri.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA, ARIS PRASETYO
· 0 menit baca
Focus Group Discussion dengan judul "Kesiapan Industri Pendukung Dalam Menyerap Produk Hilirasi" menghadirkan narasumber (kiri-kanan) Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia A Rizqi Darsono, Staf Ahli Menteri ESDM Irwandy Arif, Wakil Ketua Indonesian Mining Association Ezra Sibarani, CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Alexander Barus, serta moderator Aris Prasetyo di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Selasa (03/10/2023).
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)

Focus Group Discussion dengan judul "Kesiapan Industri Pendukung Dalam Menyerap Produk Hilirasi" menghadirkan narasumber (kiri-kanan) Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia A Rizqi Darsono, Staf Ahli Menteri ESDM Irwandy Arif, Wakil Ketua Indonesian Mining Association Ezra Sibarani, CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Alexander Barus, serta moderator Aris Prasetyo di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Selasa (03/10/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia memerlukan setahap lebih maju dari program hilirisasi mineral tambang di dalam negeri, yaitu industrialisasi. Hanya dengan industrialisasi, semua produk hilirisasi mineral bisa terserap dan terjadi peningkatan nilai tambah yang lebih optimal. Sejumlah pekerjaan rumah perlu diselesaikan untuk menuju tahap industrialisasi tersebut.

Demikian benang merah diskusi ”Kesiapan Industri Pendukung dalam Menyerap Produk Hilirisasi”, Selasa (3/10/2023), di Jakarta, yang diselenggarakan harian Kompas dan Indonesian Mining Association (IMA). Narasumber diskusi adalah Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Irwandy Arif, Wakil Ketua IMA Ezra Sibarani, Ketua Komite Tetap Mineral dan Batubara Kadin Indonesia A Rizqi Darsono, dan CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan