Bisnis Tanaman Hias Butuh Lokomotif Penggerak
Hampir semua tanaman hias yang ditawarkan oleh Indonesia terserap oleh pasar mancanegara. Nilai ekspor terus meningkat, tetapi kontribusi secara global masih sangat rendah.
TANGERANG, KOMPAS β Pengembangan bisnis florikultura atau tanaman hias membutuhkan lokomotif penggerak agar dapat memperluas pangsa pasar di kancah internasional. Sejauh ini, besarnya potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia belum diimbangi dengan kontribusi bisnis tanaman hias terhadap pasar global. Kontribusi Indonesia masing rendah, hanya 0,1 persen.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam pembukaan Floriculture Indonesia International Expo (FLOII) di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (28/9/2023). Hadir pula dalam acara tersebut, antara lain, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Presiden Direktur PT Fasen Creative Quality Michael Bayu A Sumarijanto, dan Ketua Perhimpunan Florikultura Indonesia Rosy Nur Apriyani.