logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKetidakpastian Tinggi,...
Iklan

Ketidakpastian Tinggi, Resiliensi APBN Diuji

Pelaksanaan APBN terakhir Presiden Joko Widodo masih dibayangi ketidakpastian ekonomi yang tinggi dari luar dan dalam negeri. Berbagai risiko itu bisa membawa tekanan ganda terhadap tingkat inflasi dan ketahanan fiskal.

Oleh
AGNES THEODORA
Β· 1 menit baca
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ketiga dari kiri) dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kedua dari kiri) hadir dalam rapat paripurna di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Rapat itu dengan agenda penyampaian pandangan umum dari setiap fraksi terkait Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2024.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ketiga dari kiri) dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kedua dari kiri) hadir dalam rapat paripurna di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Rapat itu dengan agenda penyampaian pandangan umum dari setiap fraksi terkait Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2024.

JAKARTA, KOMPAS β€” Ketidakpastian ekonomi yang tinggi berpotensi membuat sejumlah asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2024 meleset dari target semula. Untuk mengantisipasi ketidakpastian itu, pemerintah akan melakukan uji ketahanan (stress test) terhadap APBN. Tidak menutup kemungkinan, postur fiskal berubah pada awal tahun depan mengikuti dinamika global dan domestik.

Ada sejumlah risiko yang kemungkinan menyebabkan deviasi terhadap asumsi dasar ekonomi makro dan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Berbagai risiko itu dapat membawa tekanan ganda terhadap inflasi dan daya beli serta terhadap ketahanan fiskal negara.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan