Strategi Bisnis
Humor yang Menjadi "Brand"
Karakter-karakter otentik menjadi kekuatan Srimulat. Sementara Warkop DKI menawarkan banyolan verbal. Konsisten menjajakan humor pada kekuatannya, masing-masing akhirnya tumbuh menjadi brand kuat.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F28%2F7395b720-8ade-444b-9ced-215da8df1531_jpg.jpg)
Dengan kostum, tata lampu dan tata panggung sederhana, grup lawak Srimulat Surabaya tetap berusaha tampil meskipun penontonnya hanya empat orang pada saat tampil hari Kamis (26/10) malam di Gedung Srimulat Taman Hiburan Rakyat, Surabaya. Gedung tersebut berkapasitas 850 kursi tempat duduk. Terkait berita Kompas, 28-10-2000, 20. Judul Amplop: Metro Surabaya : Sertijab Kapolda Jatim dari Irjen Da'i Bachtiar
Saat itu sekitar tahun 1980. Gedung Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya dipenuhi penonton yang sudah siap tertawa menanti aksi grup lawak Srimulat.
Tiba-tiba, Gepeng, salah satu pentolan grup lawak itu keluar menuju panggung. Dia hanya berdiri saja di atas panggung. Tidak bicara. Tidak bergerak. Diam saja. Berdiri mematung. Tapi penonton sudah tertawa terpingkal-pingkal.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Humor yang Menjadi ".
Baca Epaper Kompas