logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPasokan Bioetanol yang...
Iklan

Pasokan Bioetanol yang Berkelanjutan Jadi Tantangan

Implementasi E5 terus dipantau hingga ke depan diharapkan akan naik menjadi E10. Salah satu hal penting dalam implementasi bioetanol sebagai campuran BBM ialah keberlanjutan pasokan bahan baku tetes tebu.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
Tampak <i>nozzle </i>untuk Pertamina Green 95 yang merupakan campuran <i>gasoline</i> (bensin) dengan bioetanol sebesar 5 persen (E5) di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (25/7/2023). Pertamax Green 95 mulai dikenalkan Pertamina ke publik sebagai bahan bakar kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
PT PERTAMINA (PERSERO)

Tampak nozzle untuk Pertamina Green 95 yang merupakan campuran gasoline (bensin) dengan bioetanol sebesar 5 persen (E5) di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (25/7/2023). Pertamax Green 95 mulai dikenalkan Pertamina ke publik sebagai bahan bakar kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Implementasi bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak atau BBM telah dimulai beberapa waktu lalu oleh PT Pertamina (Persero) dengan produk Pertamax Green 95. Apabila saat ini campuran bioetanol sebesar 5 persen atau E5, ke depan akan ditingkatkan bertahap. Kepastian pasokan bahan baku menjadi salah satu tantangan.

Sebelumnya, di Jakarta, Senin (24/7/2023), PT Pertamina Patra Niaga resmi memperkenalkan Pertamax Green 95 sebagai produk baru. Produk itu hasil pencampuran bensin (gasoline) dengan bioetanol 5 persen (E5) yang berbahan baku tetes tebu (molases) hingga menghasilkan BBM RON (nilai oktan) 95.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan