logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊEkosistem Pesisir Punya...
Iklan

Ekosistem Pesisir Punya Potensi Besar dalam Perdagangan Karbon

Menurut rencana, bursa karbon nasional akan diluncurkan pada September 2023. Potensi sektor yang dapat terlibat masih sangat luas. Termasuk ekosistem pesisir yang dinilai dapat menguntungkan perekonomian nasional.

Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Β· 0 menit baca
Hutan mangrove yang berpadu dengan hutan sagu menjadi wilayah tangkap warga untuk menangkap kepiting bakau dan rajungan di Kampung Mandoni, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Selasa (27/6/2023).
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Hutan mangrove yang berpadu dengan hutan sagu menjadi wilayah tangkap warga untuk menangkap kepiting bakau dan rajungan di Kampung Mandoni, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Selasa (27/6/2023).

JAKARTA, KOMPAS β€” Ekosistem pesisir yang meliputi hutan mangrove, rumput laut, dan lainnya dinilai menyimpan potensi besar untuk dimanfaatkan dalam perdagangan karbon. Kendati demikian, metode penghitungan atau formulasi integrasi ekosistem pesisir dalam perdagangan karbon masih perlu dirumuskan.

Merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021, total luas ekosistem mangrove Indonesia mencapai 3,36 juta hektar atau setara dengan 20,37 persen dari total luas mangrove dunia. Penelitian Murdiyarso dan kawan-kawan pada tahun 2015 menemukan, mangrove Indonesia mampu menyimpan 3,14 miliar ton karbon atau sepertiga dari stok karbon pesisir global. Jumlah itu belum termasuk ekosistem padang lamun, makroalga, hingga mikroalga.

Editor:
Bagikan