logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บListrik Pelegit Gula Saka...
Iklan

Listrik Pelegit Gula Saka Lawang

Pilihan kilang tebu di Lawang, Agam, Sumatera Barat, beralih dari diesel ke listrik, berdampak besar. Tidak hanya lebih efisien, juga menghadirkan manfaat-manfaat lain dibanding saat menggunakan diesel.

Oleh
ISMAIL ZAKARIA, AGNES THEODORA,
ยท 1 menit baca
Sebuah kilang tebu di Jorong Katapiang, Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (15/6/2023). Tempat pengolahan air tetes tebu menjadi gula merah tersebut telah memanfaatkan energi listrik untuk mesin produksinya. Penggunaan mesin bertenaga listrik memungkinkan tempat usaha itu menghasilkan 150 kilogram gula merah per hari dengan ongkos produksi yang lebih rendah dibanding saat menggunakan mesin berbahan bakar solar.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Sebuah kilang tebu di Jorong Katapiang, Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (15/6/2023). Tempat pengolahan air tetes tebu menjadi gula merah tersebut telah memanfaatkan energi listrik untuk mesin produksinya. Penggunaan mesin bertenaga listrik memungkinkan tempat usaha itu menghasilkan 150 kilogram gula merah per hari dengan ongkos produksi yang lebih rendah dibanding saat menggunakan mesin berbahan bakar solar.

Nagari Lawang di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, telah lama dikenal sebagai sentra penghasil gula saka atau gula merah dari tebu di Sumatera Barat. Seiring perkembangan zaman, tempat penggilingan atau kilang tebu di sana bertransformasi. Dari semula menggunakan tenaga ternak lalu ke diesel, kini beralih ke energi listrik yang membuat gula saka Lawang semakin โ€legitโ€.

โ€Kalau dulu, saat pakai diesel, berisik. Kalau ngobrol tidak akan terdengar. Selain itu, bapak saya (Syafrizal) pasti tidak akan sanggup menghidupkannya. Sekarang, beliau cukup menekan tombol di boks panel,โ€ kata Desriyanto (28) saat dijumpai di Nagari Lawang, Rabu (14/6/2023).

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan