Peternakan
Respons Pemerintah Tangani LSD Dinilai Belum Efektif
Keterbatasan vaksin menyulitkan peternak menjual ternaknya menjelang Idul Adha. Padahal, vaksin jadi syarat hewan ternak dapat dikirim lintas pulau, sementara hari raya ini jadi momen peternak mendapatkan untung.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F09%2F83cb528b-40f5-42aa-97df-434c7f72b804_jpg.jpg)
Penjual menunjukkan ear tag sapi asal Pulau Kangean, Sumenep, yang menandakan telah divaksin di pinggir Jalan Dr Ir H Soekarno, Surabaya, Jumat (9/6/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan pemerintah mengatur lalu lintas ternak dinilai belum efektif menangani kasus lumpy skin disease (LSD) atau dikenal dengan penyakit lato-lato. Selain kalah efektif dibandingkan dengan vaksinasi, kebijakan itu membutuhkan tenaga pemeriksa dan pengawas yang memadai.
Selain itu, peternak yang ternaknya belum mendapatkan vaksin mesti menanggung biaya pemeriksaan jika ingin menjual ternaknya antarpulau. Padahal, hari raya Idul Adha menjadi momen singkat bagi peternak mendapatkan keuntungan atas hasil jerih payahnya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Respon Pemerintah Tangani Kasus LSD Dinilai Belum Efektif".
Baca Epaper Kompas