Wapres: Inklusi Keuangan Syariah Nasional Masih Rendah
Inklusi dan literasi keuangan syariah di Indonesia dinilai masih rendah. Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta agar penyediaan ragam produk keuangan syariah diikuti dengan upaya mengatasi ketertinggalan dalam literasi.
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran beragam instrumen keuangan syariah diharapkan dapat menjadi katalisator pencapaian inklusi keuangan syariah nasional. Penyediaan ragam produk keuangan syariah pun mesti diikuti peningkatan literasi. Langkah ini diperlukan untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah yang masih rendah dibandingkan keuangan konvensional.
”Perkembangan sektor keuangan syariah dewasa ini masih menyisakan pekerjaan rumah yang perlu menjadi perhatian bersama. Salah satunya rendahnya inklusi keuangan syariah nasional yang baru mencapai 12,12 persen, tertinggal jauh dari inklusi keuangan konvensional sebesar 85,1 persen,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada Peresmian Pencatatan Perdana Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP) di Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/6/2023).