logo Kompas.id
Ekonomi”Trade Barrier” Jadi Tantangan...
Iklan

”Trade Barrier” Jadi Tantangan Utama Hilirisasi

Kebijakan hilirisasi hasil pertambangan Indonesia terus digempur internasional. Hambatan dagang dari negara lain pun jadi tantangan utama hilirisasi. Kendati begitu, proyek hilirisasi harus terus berlanjut.

Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
· 1 menit baca
Demi mendukung kebijakan hilirisasi tembaga, PT Freeport Indonesia melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated Industrial and  Ports Estate di Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).
KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN

Demi mendukung kebijakan hilirisasi tembaga, PT Freeport Indonesia melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated Industrial and Ports Estate di Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Hambatan perdagangan atau trade barrier yang dibangun negara lain, khususnya Uni Eropa, menjadi tantangan utama kebijakan hilirisasi. Hal tersebut menghambat upaya Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah dari produk hasil tambang. Kendati begitu, pemerintah optimistis produk hilir hasil tambang nasional masih dapat diterima pasar internasional.

Hal itu mengemuka dalam diskusi secara daring Forum Merdeka Barat 9 yang bertajuk ”Untung Rugi Larangan Ekspor Mineral Mentah” di Jakarta, Senin (12/6/2023). Diskusi rutin yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika itu mengundang Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif, serta Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Daymas Arangga.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan