logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPengelolaan Nikel dan...
Iklan

Pengelolaan Nikel dan Ketergantungan terhadap Asing Tentukan Ekosistem Baterai

Sebagai negara yang mempunyai cadangan nikel berlimpah, Indonesia hendaknya tetap bijak dalam proses produksi. Belajar dari impor minyak, perilaku yang terkesan jorjoran membuat Indonesia menjadi bergantung pada asing.

Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
Β· 1 menit baca
Pekerja mengolah bijih nikel menjadi feronikel di smelter milik grup Harita Nickel, di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sabtu (8/4/2023).
KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG

Pekerja mengolah bijih nikel menjadi feronikel di smelter milik grup Harita Nickel, di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sabtu (8/4/2023).

JAKARTA, KOMPAS β€” Pengelolaan sumber daya mineral berupa nikel sebagai bahan baku baterai menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Namun, program hilirisasi yang digaungkan oleh pemerintah juga perlu memperhatikan peran pengusaha domestik agar Indonesia tidak bergantung pada asing.

Survei United States Geological pada 2022 menyebut cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta ton atau setara dengan 22 persen dari cadangan nikel global. Dengan total produksi sebesar 1 juta ton pada 2021, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara penghasil nikel, jauh di atas Filipina dengan produksi 370.000 ton dan Rusia dengan 250.000 ton.

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan