Pertanian
Harga Diprediksi Turun, Pupuk Diharapkan Lebih Terjangkau
Harga pupuk global cenderung melandai meskipun masih ada volatilitas karena kenaikan ekspor fosfat dari China serta kenaikan kapasitas produksi urea di Amerika Serikat. Petani diharapkan makin bisa menjangkau pupuk.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F25%2F23313197-2354-440b-8bec-08d194ea4203_jpg.jpg)
Foto udara buruh tani mencabuti bibit padi yang berumur 15 hari untuk dipindahkan ke lahan pertanaman di Desa Sukamaju, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/8/2022). Petani mengeluhkan mahalnya harga pupuk pada awal Agustus 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Keterjangkauan harga pupuk menjadi kunci dalam menjaga produktivitas pertanian nasional. Dengan perkiraan turunnya harga pupuk dunia sepanjang 2023, petani diharapkan dapat menjangkau pupuk komersial di tengah keterbatasan alokasi pupuk bersubsidi.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono, kecenderungan turunnya harga pupuk di pasar global dapat meningkatkan keterjangkauan pupuk, khususnya yang bersifat komersial atau nonsubsidi, bagi petani di dalam negeri. ”Pada prinsipnya, pupuk memicu peningkatan produktivitas. Kalau tidak ada pupuk, produktivitas terancam,” katanya saat ditemui setelah konferensi pers yang diadakan PT Pupuk Kaltim (Persero) di Jakarta, Rabu (29/3/2023).